Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Kognitif Anak Tahap PraOperasioanal (Usia 2-7 Tahun)


Apa tahap praoperasional? Tahap dimana anak mulai dapat menerima rangsangan, meski masih sangat terbatas. Anak pun sudah masuk ke dalam lingkungan sosial. Anak juga biasanya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada disekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang tajam, menyerap dan membuat perbendaharaan bahasa baru, belajar tentang jumlah, membedakan antara konsep “satu” dengan “banyak”. Anak usia ini dapat berbicara dengan menggabungkan 2-3 kata dan kosa kata meningkat menjadi sekitar 50-300 kata, walaupun jumlah tersebut bisa sangat bervariasi.
Dengan kosa kata yang makin banyak, anak mulai bisa berkomunikasi tentang kebutuhanannya. Hal-hal semacam ingin ke toilet, sedang haus atau sedang lapar, kini bisa disampaikannya dengan lebih jelas. Selain itu, anak mulai bisa memakai dan melepas baju sendiri. Anak bisa menunjukkan objek yang Anda sebutkan dan mulai mengetahui nama-nama anggota keluarga atau orang yang dekat dengannya, serta mengetahui bagian-bagian tubuhnya. Anak belum bisa memahami persoalan-persoalan dari sudut pandang orang lain, dan cenderung melakukan sesuatu hanya menurut kemauannya sendiri tanpa memperdulikan kemauan dan kepentingan orang lain. Oleh karena itu, sering terjadinya perselisihan, berebut mainan, dan perilaku sejenisnya sangat dimungkinkan untuk sering dialami oleh anak-anak seusia ini.
Bagaimana Mendorong Tubuh Kembang Anak?
Untuk mengoptimalkan cara berfikir anak sebagai orang tua, Parents perlu mendukung dengan cara bergabung dan berinteraksi langsung dengan anak. Selain dapat mengetahui perkembangan anak, orang tua juga dapat mengontrol perkembangan anak agar tetap optimal. Nah, beberapa yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk perkembanagan kognitif anaknya adalah:
a.      Ajak Bermain. Mengajak bermain tentu cara mendidik yang paling tepat, bermain memanglah dunia mereka dan bukan belajar, namun anda bisa menyematkan pelajaran kedalam semua permainan mereka agar lebih mudah diingat. seperti berlatih menyanyikan lagu alfabet. Bantu si Kecil mengingat abjad dan tunjukkan juga melalui buku bergambar. Beri pertanyaan pada si kecil yang akan melatihnya mencari jawaban dan solusi sendiri. Minta si Kecil untuk mencocokkan wadah berbagai ukuran dengan tutupnya yang sesuai. Ajak anak untuk bermain balok dan membangun menara atau kreativitas lainnya. Di samping itu, cobalah hindarkan anak dari kegiatan pasif, seperti menonton televisi. Batasan paparan televisi terhadap anak sebaiknya kurang dari satu jam sehari, dan tidak boleh melebihi 3 jam sehari. Selain itu, pilihlah konten yang tidak mengandung kekerasan.
b.      Ajak Berbicara. Mengajak berbicara mungkin hal yang terdengar sepele, namun tahukah anda bahwa mengajak anak berbicara maka bisa melatih mereka untuk berkomunikasi, seperti apa mereka dan seperti apa cara mereka melakukan komunikasi. Apakah baik atau tidak, sopan atau tidak dan hal lainnya. Mengajak berbicara juga bisa membantu mereka untuk bisa berbicara dengan lancar dan tidak cadel atau terbata.
c.       Perlihatkan Hal Baik. Memperlihatkan hal baik tentu tidak hanya pada anak usia 2 tahun yang baru bisa belajar, namun kepada seluruh anak-anak bahkan orang dewasa. Terutama jika anda bisa menunjukan efek langsung ataupun “hadiah” yang akan diterima mereka dengan melakukan hal baik. Mengajarkan anak hal-hal baik sejak usia dini dinilai sangat baik karena kemampuan menyerap anak saat masih usia 2 tahun sangat baik dan mudah dipraktekkan oleh anak tersebut.
d.      Kenalkan Kebiasaan Baik. Mengenalkan kebiasaan baik tak melulu soal membantu menyebrangkan orang tua dan sebagainya. Untuk mengenalkan kebiasaan baik mulai dari yang paling kecil seperti mengambil minum sendiri, memakan makanan sendiri, makan menggunakan tangan kanan, menjawab ptertanyaan anak-anak dengan baik-baik atau menjawab pertanyaan dengan bahasa yang baik.
e.       Tunjukan Hal Buruk. Untuk melatih penalaran mereka anda bisa menunjukan hal buruk dan memperlihatkan seperti apa hal yang dilarang. Jika perlu anda perlihatkan bagaimana efek atau dampak yang diterima jika melakukan hal terburuk tersebut. Selain itu, menunjukan hal yang buruk akan membantu mereka menganalisa apa saja sebenarnya hal yang termasuk dilarang ataupun hal yang diperbolehkan.
f.        Ajarkan Hukuman. Dengan adanya hukuman maka anda sudah mengajarkan bahwa hidup anak yang berusia 2 tahun-pun sudah memiliki aturan atau batasan yang baik atau tidak. Namun hukuman haruslah disesuaikan dan tidak terlampau berat. Misalnya, ketika anak anda mengambil mainan temannya maka anda harus menghukumnya dengan memberikan mainan milik anak anda pada teman yang diambil mainannya. Apakah anak berusia 2 tahun akan menangis ? sudah jelas, namun dengan hal kecil tersebut anda menghilangkan sifat atau kepribadian keserakahan anak anda.
g.      Berikan Aturan. Memberikan aturan membantu mereka dengan hidup lebih baik. Anak-anak masihlah butuh kebebasan untuk berekspresi, mereka sedang dalam tumbuh kembang. Tetapi, bukan berarti aturan hilang dan dispesialkan. Misalnya anak tersebut ingin kue 2 kemudian kuenya sudah habis, maka ia tidak boleh mengambil kue adiknya atau kakaknya. Karena ia sudah memakan kue miliknya. Hal seperti ini disebut sebagai aturan yang bisa diberlakukan pada anak berusia 2 tahun.
h.      Biarkan Mereka Berpendapat. Anak dari usia 2 tahun sudah bisa mengajukan keinginan dan hal yang paling dibutuhkan untuk dirinya sendiri seperti Beri si Kecil kesempatan untuk membuat pilihan sederhana, seperti apa yang harus dipakai atau apa yang harus dimakan untuk camilan. Dengan begitu anda bisa menelaah sejauh mana anak anda sudah berkembang atau belum. Biarkan mereka berani mengutarakan keinginan dan pendapat dengan benar sejak usia 2 tahun. Karena dengan berpendapat, anak akan mampu memahami apa yang dimaksud dengan sebab dan akibat.
i.        Jangan Batasi Minat dan Bakat. Jangan membatasi minat dan juga bakat anak. Untuk anak berusia 2 tahun biasanya baru mengenal banyak hal dan mengenal benda baru yang sebelumnya mungkin tidak pernah diketahui atau tidak pernah dilihat. Maka jangan batasi minat dan bakat mereka, beberapa anak terkadang sudah terlihat minat dan bakatnya sejak berusia 2 tahun. Misalnya anak tersebut sudah senang dengan puzzle warna atau mungkin sudah senang bermain balok susun maka minat dan bakat bisa dilihat dari permainan atau kegiatan mereka meskipun hanya samar saja.
Orang tua memang perlu memperhatikan setiap proses pembelajaran yang dilalui si kecil. Perkembangan kemampuan kognitif anak menjadi salah satu aspek penting untuk masa depan si kecil.

Daftar Rujukan
Malpalenisatriana. 2010. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini.
(https://malpalenisatriana.wordpress.com/2010/09/18/karakteristik-
perkembangan-anak-usia-dini/)
Tiffany. 2017. Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun.
(https://dosenpsikologi.com/cara-mendidik-anak-usia-2-tahun)
Anonim. 2018. Idealnya Tumbuh Kembang Anak 2 Tahun Adalah Seperti Ini.
(https://www.alodokter.com/Idealnya-Tumbuh-Kembang-Anak-2-Tahun-
adalah-Seperti-Ini)
Anonim. Tahap Perkembangan Kognitif Pada Anak.
(https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/aktivitas-edukasi/tahap-
perkembangan-kognitif-pada-anak/)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahap Operasional Konkret