Tahap Sensori-Motoris Anak (0-24 Bulan)


Apa itu tahap sensori motoris? Tahap sensori motoris adalah tahap pertama yang dialami anak dalam perkembangan kognitifnya. Pada tahap ini menurut teori perkembangan piaget, anak belajar menggunakan kemampuan sensori dan motorik. Sensori yang dimaksud yaitu indera meliputi penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Sedangkan motorik yaitu gerakan. Artinya anak belajar dengan menggerakkan anggota tubuhnya. Fase ini anak merespon dengan gerakan refleks, atau scheme yang sudah terbentuk. Anak mulai membentuk representasi mental, mengingat kejadian-kejadian dalam pikirannya, dan menyelesaikan masalah dengan uji coba dalam pikirannya
Adapun periode yang dilalui oleh anak pada tahap sensori motoris[1], apa sajakah itu? Ibu dan ayah harus mengetahuinya. 

1.      Refleks (umur 0-1 bulan). Tingkah laku bayi kebanyakan bersifat refleks, spontan tidak sengaja, dan tidak terbedakan. Contoh: refleks menangis, mengisap, menggerakkan tangan dan kepala, mengisap benda didekatnya, dan lain-lain.
2.      Kebiasaan (umur 1-4 bulan). Kebiasaan dibuat dengan dengan mencoba-coba dan mengulang-ulang suatu tindakan. Contoh: seorang bayi mengembangkan kebiasaan mengisap jari. Awalnya ia tidak dapat mengangkat tangannya ke mulut, lalu pelan-pelan mencoba dan akhirnya bisa. Setelah itu menjadi lebih cepat melakukan kembali. Maka itu, terjadilah suatu kebiasaan mengisap ibu jari.
Stimulasi yang dapat diberikan orang tua pada anak umur 0-3 bulan
a.       Ciptakan rasa nyaman, aman, senang
b.      Peluk, gendong, cium, gulingkan
c.       Tatap mata, ajak bicara
d.      Bunyi, suara, musik
e.        Gantungan benda berwarna, berbunyi
f.        Gulingkan kanan-kiri, tengkurap terlentang
g.      Meraih dan pegang mainan
3.      Reproduksi kejadian yang menarik (4-8 bulan). Pada periode ini, seorang bayi mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya. Misal, diatas ranjang,seorang bayi diletakkan mainan yang akan berbunyi jika talinya dipegang. Suatu saat ia main-main dan menarik tali itu. Ia mendengar bunyi yang bagus dan ia senang. Maka, ia akan menarik tali itu agar muncul bunyi yang sama.
Stimulasi orang tua yang dapat diberikan pada usia anak tahap ini:
a.       Ciluk ba, melihat wajah dicermin
b.      Dirangsang tengkurap-terlentang,bolak balik
4.      Koordinasi skemata (8-12 bulan). Seorang bayi mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Contoh: seorang bayi diberi mainan tetapi letakknya jauh. Didekatnya terdapat tongkat kecil dan dia akan menggunakannya untuk menggapai mainan tersebut. Stimulasi lain yang dapat diberikan:
a.       Panggil namanya, ajak bersalaman
b.      Ajak tepuk tangan, bacakan dongeng
c.       Rangsang duduk, berdiri berpegangan
d.      Mengulang : mama, papa, kakak
e.       Masukkan mainan ke dalam wadah
f.        Minum dari gelas, gelindingkan bola
g.      Latih berdiri,berjalan berpegangan
5.      Eksperimen (12-18 bulan). Mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan dengan eksperimen. Contoh: anak diberi makanan yang diletakkan di meja. Ia akan mencoba menjatuhkan makanan itu dan memakannya. Stimulasi lain yang dapat diberikan:
a.       Mencoret-coret
b.      Menyusun kubus, puzzle sederhana
c.       Masuk keluarkan benda dari wadah
d.      Main boneka, sendok, piring, gelas
e.       Latih berjalan tanpa berpegangan
f.        Jalan mundur, panjat tangga, tendang bola
g.      Lepas celana, lakukan perintah sederhana
h.      Menunjuk benda yang desebutkan
i.        Menyebutkan nama yang ditunjuk
6.      Representasi (18-24 bulan). Seorang anak sudah mulai menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan eksternal tetapi juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Misal: Lauren mencoba membuka pintu kebun. Ia tidak berhasil karena pintu disangga oleh sebuah kursi diseberangknya. Ia pergi di sisi lain dan memindahkan kursi yang menghambat tersebut, padahal ia tidak melihat. Dari kejadian tersebut, tampak jelas bahwa lauren dapat mengerti apabila penyebab pintu itu adalah sesuatu yang berada dibelakangpintu tersebut, meskipun ia tidak melihat.
Stimulasi-stimulasi yang dapat diberikan kepada anak pada umur ini:
a.       Tanya, sebut, tunjuk: bagian tubuh
b.      Tanya + sebut nama gambar, benda
c.       Ajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum, mandi, main,minta, dll)
d.      Gambar garis
e.       Cuci tangan, pakai celana baju
f.        Lempar bola, lompat.
Nah, dari semua tahap yang ada ibu dan ayah harus memahami bahwa, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya sesuai dengan umurnya. Pola dan tahap-tahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya.[2]
Semoga bermanfaat J

Sumber:
Kania, N. tanpa tahun Stimulasi dini untuk mengembangkan kecerdasan dan kreativitas anak. Makalah Tidak diterbitkan
Santrock, J.W. (2002)Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Seefeldt, C. & Wasik, B. A. (2008) Pendidikan Anak Usia Dini : Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta : Indeks.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tahap Operasional Konkret